Sabtu, 14 Oktober 2017

How I Met My Husband

"nini punya pacar gak? koq gak pernah dibawa". Seringkali pertanyaan ini ditanyakan saat arisan keluarga. "gak punya lek, nini mah langsung nikah aja, gak usah pacaran", antara binggung jawabnya dan memang gak punya pacar 😆. Lulus kuliah, sudah kerja, makin sering ditanya, makin yakin juga jawabannya 😅. Makin yakin galau juga, kapan ya, teman-teman angkatan udah mulai satu persatu nikah, "saya kapan yah?" ini usia rawan-rawan antara prinsip gak mau pacaran dan berpikir bagaimana mau nikah kalau pacar gak punya. Usia sudah 27 tahun, tanda-tanda pangeran kuda putih tak juga muncul. Prinsip jodoh datang sendiri mulai buyar, terus gimana yah, sedangkan usia makin merambat naik, makin galau, alhamdulillah malah semakin khusyuk sholatnya, semakin kuat puasa senin-kamisnya, semakin rajin tahajudnya, "Masya allah, kalau udah curhat sama Allah" hati semakin tenang. Seperti titik ikhlas, pasrah sama Allah, yakin aja pasti datang.

Tiba-tiba lek hj endang ngajakin umroh, "umroh yuk ni?". saya binggung jawabnya antara mau dan uangnya dari mana yah. "memang umroh berapa lek hj?" berani nanya dulu kali aja memang bisa. "murah ni, cuman enam belas juta rupiah" enteng sekali kan bilangnya 😆. "wah nini gak ada lek hj uang segitu, tahun depan aja lek hj, nini ngumpulin uang dulu" lalu mama saya tanya "memang ada uang berapa ni?" nini sih ada uang tabungan cuman kemarin niatnya untuk lasic mata, kalau umroh belum cukup. "baru ada delapan juta ma, masih kurang banyak, tahun depan aja lek" lalu tiba-tiba cling "udah nini daftar aja, nini ada uang berapa, nanti sisanya emak tambahin". Masih gak percaya sama percakapan tadi. Setelah daftar, ternyata total dua puluh juta rupiah, 😅 tetapi jika Allah sudah berkendak, percaya saja pasti dimampukan, alhamdulillah. Sebanyak apapun gaji kita, belum tentu Allah izinkan umroh dulu. Disana doa utama, so pasti "ya Allah, dekatkan dengan jodohku" 😅😂

Karena prinsip, jodoh datang sendiri mulai buyar, pasti ada yang salah nih dengan prinsip saya 😆, mulailah dengan ikhtiar. Mau ta'aruf, binggung, gak ikut liqo. Awal-awal ikhtiar minta dikenalin sama teman. Teman aku ini punya kandidat, dulu sih waktu SMA, bagus agamanya lalu bertukar pin bb, saya orang to the point loh. 😆 "saya tanya gimana sholatnya?" jawabannya masih beletang beletong. Nih cowok jujur sih, tetapi bukan ini yang dicari. Blacklist 😆, minta maaf langsung deh, selesai. Teman saya yang ngenalin juga minta maaf dan kapok takut kejadian lagi. 😵. Lalu binggung kan ya, duh mesti ke siapa nih. Nah teman saya, ada yang ngenalin juga. Ini berkesan, karena sudah janji, padahal hujan, jadi pakai jas hujan 😅. Kandidat kedua ini, kalau dilihat dari usia jauh diatas saja. Sebenernya udah gak klik nih, tetapi ditanya dong yah, " sholatnya gimana?" lah jawabannya masih suka ninggalin sholat. Hati gak klik ditambah kuat banget alasan buat nolak. Maaf ya 😅.

Kriteria minimal yah harus sholat dan gak ngerokok. Teman bilang "duh syaratnya berat amat gak ngerokok, zaman sekarang mah cowok jarang banget yang gak ngerokok, satu banding seribu kali mba" antara kasih data dan pesimis sama kriteria saya. Duh buat apa kalau punya suami, saya sebel karena menghirup asap rokok yang ada bisa berantem tiap hari. "ya gak apa-apa pasti ada, yakin aja ama Allah" mantapkan jawabannya 😆😆😆

Di kantor saya selesai sholat dhuha, rom tiba-tiba nanya "mba, lo mau ta'aruf". "hehehe ya maunya gitu, cuman gue kan gak liqo" binggung kan 😅 "mau gue kenalin gak mba, ama sepupu gue. dia udah umroh juga mba, sama kayak lo, anaknya juga sholeh" nah loh, tiba-tiba ada yang kasuh kandidat. Entah kenapa langsung kepikiran "kayaknya ini jodoh gue" 😆😆😆
Padahal mukanya aja belum tau kayak gimana. "tetapi nanti ya mba, sepupu gue baru meninggal bokapnya". Ini percakapan di bulan desember.

Di awal bulan januari, baru kami tukeran cv dan akhir bulan ketemuan. Dari tukeran cv sampai proses lamaran hanya waktu sebulan. Kalau ditanya koq bisa yakin gitu "percaya saja, ada cowok yang belum kenal lama, tetapi udah berani langsung melamar artinya dia berani bertanggung jawab di akhirat kelak. Mempertanggungjawaban diri sendiri aja berat, lah ini istrinya ditanggung juga, belum lagi anak-anaknya" pikir saya kala itu. Banyak prinsip-prinsip yang membuat saya yakin " jika jodohnya maka akan dimudahkan, mulai dari proses cv, ketemu antara keluarga dan lamaran". dan lagi-lagi Allah kabulkan doa saya mendapatkan suami yang sholeh dan gak ngerokok. Dilamar bulan februari, kenapa baru nikah dibulan agustus. Karena di bulan mei, adik calon suami juga akan menikah, karena rencana duluan mereka.

Wah pas bagi undangan di kantor jadi heboh, "lo beneran mba mau nikah?" lah koq gak ada ekspresinya yah, gak heboh gitu nyiapin undangan atau lain-lain. banyak pertanyaan heran, kapan nyiapinnya, lah gak ada suaranya. ini lah nikmatnya "ekspresi datar" 😆😆😆. Belum lagi teman ada yang searching langung saat dapat undangan, "gue penasaran kriteria kartini yang kayak gimana?" 😆.

24 agustus 2014, alhamdulillah saya menikah dengan lelaki pilihan Allah. Semoga pernikahan ini menjadi penetram hati diantara kami berdua, menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warahmah dan berkumpul kembali di jannah-NYA, aamiin".

Semoga dari cerita saya tentang "How I Met My Husband", membuat inspirasi orang yang membacanya, bahwa Jodoh itu misteri Allah, bagaimana caranya, kapan dan dimana, hanya Allah yang tahu. Tugas kita adalah memantaskan diri untuk peran yang lebih besar menjadi seorang Istri dan Ibu. Ikhlas dan terus memperbaiki niat kita untuk menikah, pasti Allah tunjukkan dengan cara yang indah. 😊😍


#rumbelmenulisiipjakarta
#howimeetmyhusband
#lovestory
#tantanganmenulisoktober



6 komentar:

  1. Looooovveeeeeee. Semoga doanya diijabah Allah ya mba..

    BalasHapus
  2. Aamiin ya Allah.. makasih mb vivi, doa yang sama untuk mba vivi dan keluarga. 😘

    BalasHapus
  3. Kalo sudah saatnya, akhirnya ketemu jugaya mbak..dan pilihan Allah memang yg terbaik buat kita..😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mba naya, ketemu jodoh itu lebih dekat dengan ilmu ikhlas ya mba. Semakin ikhlas semakin dekat. 😊

      Hapus

Zona Newstime Minggu Ke-2

Zona N Minggu kedua,  kami akan mengadakan selebrasi cluster. Wah.. kira-kira selebrasi mau dibuat gimana ya? Jujur, Minggu ini saya jarang ...