kemarin selama dikelas ulat-ulat saya hanya fokus di manajemen emosi.
Wabah Corona yang sedang melanda Indonesia tercinta, mengharuskan kita menjaga jarak dengan orang lain.
1️⃣ Hari puasa pertama, bertepatan dengan hari Jumat. Karena RPTRA semua ditutup, jadi saya dan suami mengajak anak-anak berjemur dilaut. Baru awal mulai anak dijemur, Alyssa sudah jatuh. Karena terburu-buru, lagi-lagi nada mulai naik. Saya berdoa semoga Alyssa dan Zhafran dijaga selama bermain disana. Saat Zhafran berjalan, Alyssa selalu nempel didekat adiknya. Hal ini membuat badan Zhafran berbenturan dengan Alyssa dan terjatuh. Karena berjalan di jalan batu refleksi, otomatis lebih sakit dan lecet. Dan mama ini, mulai kehilangan kendali, nada naik dan bilang "Alyssa nurut sama mama sih, jangan lari-lari dan jangan ditempelin adiknya jadi jatuh", wah benar anaknya nurut tapi saya gagal menahan emosi saya. Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, saya memutuskan untuk pindah lokasi menjemur anak saya. Jadi saya rasa badge yang pas hanya "Need Improvement".
2️⃣ Hari kedua puasa menahan amarah, saya lagi-lagi harus menahan emosi saya saat Alyssa mandi. Karena biasanya kalau mandi lama dan kebanyakan bengong. Sehingga saya selalu mengingatkan agar mandinya fokus dan ini biasanya nada gak bisa biasa. Hadeuh, PR berat saya masalah intonasi suara dan menahan untuk tidak mengomel saat dia mandi. Sehingga saya rasa badge yang pas "satisfactory"
3️⃣ Hari ketiga puasa menahan emosi, saya anggap berhasil dan diberi badge "very good", karena ada adegan anak-anak berebut temperatur suhu dan berujung patah dan rusak. Padahal ini hanya punya satu dan penting untuk saat ini mengukur suhu anak ketika demam. Apalagi wabah Corona membuat kita tidak bisa leluasa pergi, dan ekspresi saya hanya bilang "gak apa-apa" dan Alyssa minta maaf karena hal itu.
4️⃣ hari keempat puasa menahan emosi, PR saya masih bermasalah saat Alyssa mandi dan memakai baju. Kadang setelah mandi tidak langsung memakai baju tetapi sibuk mencari baju yang ingin dipakai, terkadang sampai saya selesai mengunakan baju, anak saya ini belum pakai baju juga. Dan lagi-lagi nada naik, "pakai baju dulu kak, minimal kaos dalam sama celana dalam". Jadi saya cukup puas hanya mendapatkan badge "satisfactory"
5️⃣ Hari kelima puasa, saya mulai menyadari untuk mengerem diri tidak mengomel saat Alyssa mandi. Hanya mengingatkan, "mandinya jangan lama-lama ya kak, dingin, baru bangun", Alhamdulillah semakin diingat bahwa saya punya PR saat anak mandi semakin saya bisa mengerem nada bicara saya. Dan hari ini saya termasuk sukses dan diberi badge "very good"
6️⃣ Hari keenam puasa, aktivitas padat merayap. Hehehehe. Tantangan harian memasak, diselingi main sebentar ke rumah Mbah Kakung dan Mbah itu, karena saat ini aktivitas dilakukan dirumah. Kebosenan yang melanda lagi-lagi ditepis untuk selalu bersyukur masih bisa berkumpul bersama-sama orang tercinta, emosi stabil hingga malam hari jam 11. Saya beri badge "very good".
7️⃣ Hari ketujuh puasa, saya malah emosi di malam hari. Karena anak tak kunjung tidur sedangkan fisik sudah lelah, dan kakak ini sekarang lebih manja, maunya tidur kalau dipeluk sedangkan adiknya juga belum tidur. Hal ini malah menyulutkan emosi, "sama aja kak, tidur ama mama sama ayah. Sama. ". Anaknya sedih, tapi saya juga khawatir kalau-kalau nanti saya lahiran malah kakaknya yang lebih rewel. Jadi saya hanya puas dengan badge "satisfactory"
Dengan mengingat-ingat kejadian apa yang membuat emosi, membuat saya semakin mampu mengendalikan emosi saya. Dan ini masih banyak proses yang perlu saya lalu. Semangat untuk menjadi ibu lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar