Belajar di level 9 berbeda rasanya dari level-level sebelumnya. Kemarin saya memberanikan diri melamar menjadi fasil bunsay, karena saya terinspirasi kata-kata teh novi "bisa belajar langsung loh dari ibu septi", wah siapa yang gak mau, bisa belajar langsung dari beliau. Kirim email baru malam penutupan pendaftaran menjadi fasil, pengumuman tiba ternyata saya lolos seleksi jadi fasil. Saya belajar di level 9, sedangkan saya fasil bunsay di level 1, artinya saya beradaptasi menjadi fasil dan bersiap untuk belajar di kelas bunsay #1 dan ditanggal yang sama saya juga dapat tugas reading book. "huaaa...rasanya konsentrasi saya terpecah jadi 3 bagian" diurai satu-satu dan dijalani prosesnya.
Kelas bunsay #1 jam 08.00, ada materi berupa e-book karya kreshna aditya, materi singkat dan padat. "udah gini aja materinya" pikiran saya saat itu. simpel banget, pasti ada sesuatu yang besar nih.
Diskusi malam itu, saya berusaha fokus belajar di kelas saya sendiri dan menjawab pertanyaan dari bunsay #3 serta diskusi singkat. Jam 19.00 sebelumnya saya sudah reading book karya teh kiki barkiah. Awal mulai kelas dibuka dengan pertanyaan, "apa itu kreativitas?", saya jawab "kreatif adalah berpikiran diluar orang kebanyakan", dilanjut diberikan gambar-gambarnya yang membuat peserta kelas makin antusias dan konsentrasi menjawab pertanyaan dari fasil kami.
Pertanyaan selanjutnya "Apa yang pertama terlintas saat melihat gambar ini?"
Peserta kelas bunsay ada yang menjawab seperti potongan puzzle, tulisan "LIFT", ada berpikiran ritsleting sedangkan saya berpikir akan membentuk bangunan ditambah matahari. Dari satu gambar yang diperlihatkan bisa beraneka ragam jawaban, "bagaimana bisa terjadi? apa yang membedakan?" Jadi untuk menjadi ibu yang kreatif, ubah fokus, geser sudut pandang kita.
Gambar dua yang diberikan, "Apa yang dapat terbaca dari tulisan tersebut?'
Banyak teman menjawab "Be Creative" sedangkan saya ragu-ragu karena terlihat lengkungan c berbeda, bisa membentuk huruf lain, tetapi saya belum menemukan apa yang dapat dibaca. Ternyata tulisan yang seharusnya PF GPFATJVF.
Seisi kelas kaget dan ada yang ketawa karena jauh dari perkiraan.
Saat ini saya sedang keluar dari zona nyaman saya dan berdamai dengan masa lalu, saya harus hadapi masalah menjadi tantangan. Virus minder saya dan untuk menonjolkan kemampuan saya, saya mendaftarkan diri menjadi fasil. Ini adalah amanah sekaligus pembuktian diri bahwa saya mampu. Semaksimal mungkin yang saya mampu untuk memberikan manfaat dari diri saya.
Siang tadi juga saya mulai berproses kreatif, memasak bersama alyssa dan alyssa bisa tahan didapur selama 3 jam adalah hal luar biasa. Mulai dari bersihin udang di bawah supaya alyssa lihat prosesnya, alyssa bosen ganti main ketumbar dipindah-pindahkan, alyssa bosen lagi ganti ngupas bawang, alyssa bosen lagi saya ajak liat kocok tepung dan telur. Sudah jadi sayur bening, udang saos, udang tepung, alyssa suka tepungnya. Masak selesai masih ada tugas beberes dapur dan alat yang sudah dipakai. Saya bawa alyssa naik ke wastafel cuci piring, alyssa ikut proses cuci piring, pegang busa untuk mencuci dan senang main air ditambah baju yang basah. Untuk alyssa yang kinestetik dan bosenan, bagi saya memasak 3 jam dengan alyssa dan selesai beberapa masakan adalah keberhasilan dan hasil dari kreativitas. Saya melihat hal ini sebagai tantangan. Bagaimana level 9 ini merancang para bunda untuk bisa melihat masalah menjadi tantangan, mencoba dan berani keluar dari zona nyaman dan saya mulai melakukannya. Memasak saya belum mahir, jadi tadi masak sayur beningpun saya sudah senang karena rasanya berhasil, pernah masak dan rasanya gak karuan dan bisa masak sama alyssa makin luar biasa dan membuat saya berpikir saya mampu melakukan lebih dari ini.
Hari ini saya menerima tantangan memasak bersama alyssa, reading share book, memberikan materi level 1 untuk kelas bunsay bogor dan aktif dalam diskusi di kelas saya sendiri bunsay #1 jakarta untuk materi level 9. Semuanya saya lakukan dengan penuh semangat dan memberikan saya energi lebih untuk melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan termasuk mengatur manajemen gagdet saya, membaca materi dan diskusi saat anak tidur. Alhamdulillah. 😊
Terima kasih Ibu Septi dan Pak dodik atas pemikiran-pemikiran yang luar biasa yang merubah pandangan saya akan masalah menjadi tantangan dan harus berani untuk mencari pemecahan masalah dengan berpikir kreatif. Terima kasih untuk materi level 9 yang diberikan berbeda dari level-level sebelumnya dan terima kasih Mba Anna dan Teh Eka atas waktu dan kesediaan fasil kami membersamai kami dalam belajar kreativitas.
Gambar dua yang diberikan, "Apa yang dapat terbaca dari tulisan tersebut?'
Banyak teman menjawab "Be Creative" sedangkan saya ragu-ragu karena terlihat lengkungan c berbeda, bisa membentuk huruf lain, tetapi saya belum menemukan apa yang dapat dibaca. Ternyata tulisan yang seharusnya PF GPFATJVF.
Seisi kelas kaget dan ada yang ketawa karena jauh dari perkiraan.
Mengapa semua menebak kata be creative? Apa penyebabnya? menurut saya menyamakan pendapat yang belum tentu benar. Jadi Rumus kedua menjadi ibu kreatif adalah bertanya dulu baru membuat kesimpulan
Pertanyaan terakhir yang diberikan lebih cetar, apakah itu ? menghubungkan 9 titik gambar dibawah ini menggunakan 3 garis yang tidak terputus saat menghubungkan
Peserta Bunsay sangat antusias mencoba dan mengirim gambar yang sudah dicorat-coret, ada yang gak sadar terbentuk lebih dari 3 garis, atau sampai 5 garis dan ada yang kreatif lengkungan dan garis lurus, ternyata hasil yang benar sesuai gambar dibawah ini.
ada yang fokus pada angka 3, fokus garis lurus dan fokus tidak terputus
Selain Persepsi dan instruksi yang didapatkan berbeda juga harus out of box.
Proses kreativitas ada 3 model yaitu evolusi, sintesis dan revolusi.
Menurut saya yang menghambat kreatif adalah rutinitas yang sudah biasa dan rutin. Solusinya cari kegiatan lain agar penuh warna.
Menjadi Ibu kreatif adalah pilihan yang terbaik agar kita bisa melihat masalah menjadi tantangan. Tidak mudah mengeluh dan gampang putus asa. Berani mencoba hal baru dan berdamai dari masa lalu dan menjadi Ibu kebanggaan keluarga.
cara-cara meningkatkan kreativitas berdasarkan beberapa penelitian yang pernah ada.
Berjalan Kaki
Sebuah studi pada 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology, mengungkapkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan berjalan kaki memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan orang yang jarang berjalan kaki. Tapi ketika berjalan kaki jangan sambil maen handphone yaa. Pokoknya gunakan jalan kaki sambil liat-liat sekeliling kita.
Keluar dari zona nyaman
Rutinitas yang itu-itu aja bikin kreativitas kita menumpul. Coba sekali-kali kita jalan ke tempat-tempat baru yang belum pernah kita datengin, bersosialisasi dengan orang-orang di luar dari lingkungan kita atau lakukan kegiatan lain selain yang biasa kita lakukan. Karena menurut penelitian, diversifikasi pengalamam bikin pemikiran kita jadi lebih luas dan membuat kita jadi lebih kreatif.
Bermain!
Stuart Brown, penulis buku Play, mengatakan bahwa manusia adalah satu-satunya mamalia yang tidak lagi bermain di masa dewasanya. Padahal bermain itu penting! Menurut Barbara Fredrickson, seorang psikolog dan penulis buku Positivity, mengatakan bahwa bermain mampu meningkatkan mood positif, membuat kita lebih bahagia dan mampu membuat hal-hal baru. Jadi luangkan waktu kita untuk bermain dengan hewan peliharaan kita, main dengan anak-anak atau gabung ke klub olahraga.
Hidup yang seimbang
Biar lebih kreatif, coba lakukan pekerjaan yang membutuhkan intelektual tinggi dan lakukan pekerjaan yang nggak perlu pake mikir banyak. Adam Grant, profesor manajemen Wharton School dan penulis buku Give & Take, mengungkapkan dengan mengatur kegiatan kita ini dapat ngebantu memberikan ruang buat otak kita jadi lebih kreatif.
Nah itu dia empat cara meningkatkan kreativitas kita berdasarkan berbagai penelitian yang pernah ada. Kreativitas tuh kayak pensil, sering dipake bisa tumpul tapi juga perlu diraut. Biar apa? Ya biar makin kreatif dong yah. 😊
Saat ini saya sedang keluar dari zona nyaman saya dan berdamai dengan masa lalu, saya harus hadapi masalah menjadi tantangan. Virus minder saya dan untuk menonjolkan kemampuan saya, saya mendaftarkan diri menjadi fasil. Ini adalah amanah sekaligus pembuktian diri bahwa saya mampu. Semaksimal mungkin yang saya mampu untuk memberikan manfaat dari diri saya.
Siang tadi juga saya mulai berproses kreatif, memasak bersama alyssa dan alyssa bisa tahan didapur selama 3 jam adalah hal luar biasa. Mulai dari bersihin udang di bawah supaya alyssa lihat prosesnya, alyssa bosen ganti main ketumbar dipindah-pindahkan, alyssa bosen lagi ganti ngupas bawang, alyssa bosen lagi saya ajak liat kocok tepung dan telur. Sudah jadi sayur bening, udang saos, udang tepung, alyssa suka tepungnya. Masak selesai masih ada tugas beberes dapur dan alat yang sudah dipakai. Saya bawa alyssa naik ke wastafel cuci piring, alyssa ikut proses cuci piring, pegang busa untuk mencuci dan senang main air ditambah baju yang basah. Untuk alyssa yang kinestetik dan bosenan, bagi saya memasak 3 jam dengan alyssa dan selesai beberapa masakan adalah keberhasilan dan hasil dari kreativitas. Saya melihat hal ini sebagai tantangan. Bagaimana level 9 ini merancang para bunda untuk bisa melihat masalah menjadi tantangan, mencoba dan berani keluar dari zona nyaman dan saya mulai melakukannya. Memasak saya belum mahir, jadi tadi masak sayur beningpun saya sudah senang karena rasanya berhasil, pernah masak dan rasanya gak karuan dan bisa masak sama alyssa makin luar biasa dan membuat saya berpikir saya mampu melakukan lebih dari ini.
Hari ini saya menerima tantangan memasak bersama alyssa, reading share book, memberikan materi level 1 untuk kelas bunsay bogor dan aktif dalam diskusi di kelas saya sendiri bunsay #1 jakarta untuk materi level 9. Semuanya saya lakukan dengan penuh semangat dan memberikan saya energi lebih untuk melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan termasuk mengatur manajemen gagdet saya, membaca materi dan diskusi saat anak tidur. Alhamdulillah. 😊
Terima kasih Ibu Septi dan Pak dodik atas pemikiran-pemikiran yang luar biasa yang merubah pandangan saya akan masalah menjadi tantangan dan harus berani untuk mencari pemecahan masalah dengan berpikir kreatif. Terima kasih untuk materi level 9 yang diberikan berbeda dari level-level sebelumnya dan terima kasih Mba Anna dan Teh Eka atas waktu dan kesediaan fasil kami membersamai kami dalam belajar kreativitas.
📚 Sumber Bacaan/sumber inspirasi:
1. _EBook membangun kreativitas sesuai Kreshna Aditya, 2017_
2. _Diskusi kelas kreativitas bunda sayang Ibu Profesional, bersama fasilitator Anna Andriani dan Eka Ratnawati, 2017_
3. _Hasil perenungan tentang pola kreativitas di dalam keluarga ( Abdi Kurniawan Alusyi), 2017_
4. http://www.provoke-online.com/index.php/special/8976-4-cara-meningkatkan-kreativitas-lo
#kelasbundasayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar