Senin, 17 Februari 2020

Jurnal ulat-ulat tahap 5

Minggu kelima kelas ulat-ulat memiliki tantangan tersendiri buat saya, tantangan itu datangnya dari situasi dimana anak yang paling kecil sakit demam selama dua hari dan sampai menghilangkan selera makannya bahkan untuk minum air putih, Zhafran menolak. Semua makanan ditolak termasuk susu, mama mana yang tidak khawatir. Mamanya jadi lemes, takut kenapa-kenapa. Akhirnya dibawa berobat ke dokter walaupun sudah tidak demam. Saat diri ini mulai siap untuk menyelesaikan tantangan Minggu kelima, anak pertama saya, Alyssa siang kemarin demam dan batuk. Masya Allah, kalau kakak demam, mama mesti siaga, termasuk malam hari pasang alarm. Karena pernah kejang demam, gerilya chat secara acak baru dimulai Minggu pagi. Minggu dimana hari berkumpul bersama keluarga, jadi harap-harap  cemas bakalan dapat jawaban dari japri secara personal. Hehehehe.

Melihat kolom komentar saya menchat nama yang memasang no WhatsApp. Orang pertama yang saya hubungi adalah

1. Dinie Puspitasari Syam, regional Aceh.

Berasal dari keluarga bermain bersama anak, inklusi pendidikan fitrah dan literasi. Semuanya favorit
karena di keluarga bermain bersama anak dan inklusi mendapatkan ilmu yang luar biasa tentang memelihara fitrah anak agar mereka senantiasa bahagia. Sedangkan, literasi karena memang  suka dan bersemangat ketika belajar dan meningkatkan kemampuan tentang literasi.

Yang unik setelah chat dengan mba dinie, beliau menanyakan mba kena yang satu regional dengan saya. Regional Jakarta. Sedangkan saya belum kenal dengan mba kena πŸ˜πŸ˜…, jadi diri ini mencari nama mba kena digrop ternyata ada. Hahaha. Satu grop aja gak kenal yah. Karena memang kami dari kumpulan bunda sayang, jadi ada yang memang belum kenal sama sekali. Lalu saya menjapri mba kena. Hehehehe. Jadi dari Aceh balik lagi ke Jakarta. πŸ€­πŸ˜„

2. Kena Satya Saputri, regional Jakarta.

Dari unique Family, bahagia disini karena tipe belajar dan mba kena ini sedang fokus mempersiapkan kelahiran. Jadi setelah chat personal ini, baru tau kalau kami sama-sama sedang hamil dan mengandung anak ke-3. Hehehe.

3. Titik Maryani, regional Bogor.

Kalau dengan bunda titik sudah pernah ketemu dua kali, pernah jadi Fasil beliau dan pernah ikut seminar beliau.  Berasal dari keluarga Cocos (parent as a coach) dan merupakan favorit keluarga.

4. Widya Arie, regional Jakarta

Temen satu angkatan di bunda sayang, Alhamdulillah sudah kenal dan ketemu. Mba Widya masuk keluarga driving, bahagia disini karena menemukan ilmu yang dicari dan saling support.

5. Dwi, regional Surabaya-Madura

Karena kisah dari chat secara acak ini, sedangkan satu keluarga dengan manajemen emosi tetapi belum kenal juga. Jadi saya japri secara personal. Sama-sama tertarik dengan manajemen emosi. Tertarik dengan manajemen emosi karena fase peralihan dari bekerja di ranah publik ke full ranah domestik. Beliau 7 tahun LDM dengan suami. Yang menarik, beliau sampai bilang "koq curhat ya", hehehehe. Sedangkan saya suami jam 5 sore belum pulang aja, udah kepikiran. Hehehe. "Koq belum pulang ya", mama udah butuh bantuan nih..wkwkwkw 🀭 jadi salut yang bisa LDM sama suami.

6. Andriyani, regional Bekasi

Favorit dan berasal dari keluarga Teknologi. Belajar manajemen gagdet, manajemen waktu, manajemen emosi dan manajemen keuangan. Karena hobi yang berhubungan dengan IT tidak pernah murah dan mudah butuh dana.

7. Dewi Andriyani, regional Jakarta

Berasal dari keluarga kerumahtanggaan. Bahagia disini karena ingin rumah tambah nyaman dan bahagia tinggal di dalamnya.

8. Farida, regional Jakarta.

Berasal dari keluarga homeschooling dan manajemen emosi. Dua-duanya favorit karena butuh banget ilmunya.

9. Sri Maryati Ratnaningsih, regional solo

Keluarga favorit adalah suitanable living. Karena menanam selalu membuat bahagia apalagi saat panen tambah bahagia, belajar membuat kompos dan belajar zero waste.

Ini 9 nama yang berhasil dikumpulkan, ada yang saya japri dan ada yang menjapri saya. Hehehe. Hampir semua memiliki keluarga favorit yang berbeda.

Kalau saya sendiri masih bertahan di keluarga manajemen emosi, masuk ke sub kelas manajemen marah dan inner child. Banyak diskusi dan ilmu disini dan saya masih ingin berkelana mencari ilmu di keluarga masak. 😁😊πŸ’ͺ🏼



#Janganlupabahagia
#Jurnalminggu5
#Materi5
#Kelasulat
#Bundacekatan
#Buncekbatch1
#BuncekIIP
#Institutibuprofesional

Selasa, 11 Februari 2020

Jurnal Ulat-ulat Tahap 4

Minggu ini saya masih bertahan di keluarga Inside Out Family, mengambil grop kecil manajemen marah. Saat di grop besar membahas inner child, lalu saya memutuskan untuk gabung grop kecil juga di inner child. Masih dalam satu keluarga manajemen emosi. Hanya saja, inner child yang dibahas di grop besar, sepertinya saya merasa belum tuntas dan ini bisa menyebabkan emosi saya bisa muncul kapan saja atau marahnya saya mirip seperti orang tua yang saya lakukan dulu.

Berdamai dengan sosok saya yang kecil dulu, insya Allah harus dilakukan agar gaya pengasuhan saya tidak seperti yang saya terima dulu. Tentu tidak ada anak yang mau dibandingkan dan dilabeling. Perlakuan seperti ini sering saya dapatkan, nada ancaman. Jadi kalau diingat-ingat maunya gak ngacam anak tapi lagi-lagi berulang. Misalnya "mau ikut gak, cepat". PR besar saya, selalu bilang cepat. Dulunya saya sering seperti ini. Harus refleksi diri untuk berdamai dengan sosok masa kecil saya.

Ilmu kedua yang saya terima adalah Self healing dengan sadar nafas. Ya, setiap manusia selalu bernafas tanpa disadari. Tetapi jika kita bisa menyadari nafas yang kita ambil, tentu sensasi akan berbeda. Membuat tenang, fokus, nyaman. PR saya yang kedua, karena saat lahiran nanti sadar nafas ini sangat penting untuk dilakukan. Jadi mulai sekarang harus berlatih sadar nafas dan mengambil jeda waktu agar kita bisa mengelola emosi.







#Janganlupabahagia
#Jurnalminggu4
#Materi4
#Kelasulat
#Bundacekatan
#Buncekbatch1
#BuncekIIP
#Institutibuprofesional

Senin, 03 Februari 2020

Jurnal ulat-ulat tahap 3

Menentukan keluarga mana yang ingin kita temui, punya cerita tersendiri. Mau pilih manajemen waktu dulu atau manajemen emosi, ini yang paling dasar. Dan banyak keluarga yang menggoda untuk kita masuk didalamnya. Lagi-lagi harus fokus pada diri sendiri dan ingin mana dulu yang kita selami dan dalami. Hehehehe. Karena manajemen waktu gak terlalu keteteran banget, jadi lebih milih manajemen emosi yang saya pijak untuk memulai perubahan diri menjadi bunda cekatan.

Emosi yang naik turun bisa disebabkan kecapekan, kakak yang mulai punya pendirian sendiri, dan selalu bertanya "kenapa?", Adik yang sedang aktif-aktifnya, ditambah diri ini yang sedang hamil dan jualan. bismillah semoga usaha ini membawa perbaikan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin.

Masuk ke keluarga manajemen emosi, dengan komunikasi melalui media telegram punya tantangan tersendiri, mulai dari jumlah anggota lebih dari 300, membaca chat obrolan bisa memakan waktu juga. Masya Allah, semoga dimudahkan.  Aamiin.

Saya memilih keluarga kecil lagi di keluarga besar manajemen emosi. Semuanya serasa penting, tetapi harus pilih salah satu. Hehehe. Saya memilih manajemen emosi. Agenda yang padat di grop baik grop utama Facebook, grop WhatsApp dan grop telegram, membuat diri ini harus makin cekatan. Hehehe.

Nama keluarga emosi
🏑 Inside Out Family

Visinya adalah bisa mengelola segala emosi dg cara yg nyaman dan aman 😁❤️.





Dan saya siap untuk melakukan perubahan.πŸ’ͺ🏼πŸ₯°πŸ˜˜

#Janganlupabahagia
#Jurnalminggu3
#Materi3
#Kelasulat
#Bundacekatan
#Buncekbatch1
#BuncekIIP
#Institutibuprofesional

Zona Newstime Minggu Ke-2

Zona N Minggu kedua,  kami akan mengadakan selebrasi cluster. Wah.. kira-kira selebrasi mau dibuat gimana ya? Jujur, Minggu ini saya jarang ...